fbpx

Dompet Dhuafa Korea Aktif Kembali

DDRIAU.ORGTerhitung 1 Maret 2019, Dompet Dhuafa Korea aktif kembali dan bersekretariat di Masjid al Ikhlas Yongin, yang beralamat di: Baekokdae-ro 1137 3rd floor, Cheoin-gu, Yongin-si, Gyenggi-do Korea. Sebelumnya Dompet Dhuafa Korea vacuum sejak setelah Pincab Dompet Dhuafa Korea sebelumnya, Muhammad Ansori, mengundurkan diri pada bulan September 2017 lalu. Namun kegiatan Dompet Dhuafa di Korea masih berlangsung selama bulan Ramadhan 1438 H (2017 M) dan 1439 H (2018 M).

Pengaktifan kembali Dompet Dhuafa Korea dilakukan setelah GM Pengjar Dompet Dhuafa, Doni Marlan, melakukan kajian panjang terhadap potensi Ziswaf Dompet Dhuafa Korea berdasarkan laporan penugasan dari Dai Ambassador Cordofa yang diutus ke Korea Selatan tahun 2017 dan 2018 dan analisa potensi ziswaf bersama para direksi dan pengurus Dompet Dhuafa. Pengjar Dompet Dhuafa memandang potensi ziswaf di Korea sangat besar dan sayang bila tidak terkelola dengan baik.

Saat ini lebih kurang 40.000 (empat puluh ribu) WNI berada di Korea. Mayoritas mereka adalah laki-laki dan menjadi buruh (visa E9) di bidang manufaktur, perikanan, dan pertanian. Sebagian kecil menjadi mahasiswa di berbagai universitas di Korea. Para buruh yang mayoritas berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur ini menerima gaji bulanan diatas angka 20 juta Rupiah, karena standar gaji minimum para buruh sejak tahun 2019, oleh pemerintah Korea ditetapkan senilai 1,7 juta Won atau setara dengan angka sekitar 20 juta Rupiah. Dari penghasilan perbulan itu mereka rata-rata bisa saving minimal 10 juta Rupiah perbulan setelah mengeluarkan biaya belanja harian di Korea, kiriman untuk keluarga di Indonesia, dan investasi di Indonesia.

Selama ini para buruh menyalurkan ziswaf mereka melalui pengurus masjid/mushalla yang dikelola oleh WNI di Korea, paguyuban, dan melalui titipan keluarga mereka yang berada di kampung halaman. Hanya sedikit yang telah menyalurkannya melalui lembaga filantropi. Sehingga potensi zakat yang besar itu belum dirasakan secara signifikan dalam mengubah mustahiq menjadi muzakki meskipun di wilayah kantong-kantong TKI.

Dompet Dhuafa melihat potensi ziswaf WNI di Korea ini mesti dikelola dengan baik agar efek positifnya sangat dirasakan oleh mustahiq di Korea dan di tanah air. Di Korea, para WNI sangat membutuhkan santapan rohani di tengah kehidupan hedonis materialistis masyarakat Korea melalui aktifitas dakwah. Selain itu, di Korea, juga banyak TKI yang mengalami masalah-masalah selama keberadaan mereka di Negeri Ginseng. Untuk mendukung penyelesaian permasalahan-permasalahan TKI yang sangat kompleks itu Dompet Dhuafa sangat ditunggu kehadirannya oleh WNI di Korea, termasuk oleh pemerintah Indonesia melalui KBRI Seoul.

Selama 10 hari di Korea, GM Pengembangan Jaringan Dompet Dhuafa, Doni Marlan, yang ditemani oleh Ustadz Alnof Dinar, Dai Ambassador Cordofa di Korea 2017 dan 2018, berusaha melakukan recovery Dompet Dhuafa Korea dengan bersilaturrahim kepada para WNI yang bisa diajak sharing tentang reaktivasi Dompet Dhuafa Korea termasuk melakukan audiensi dengan KBRI Seoul melalui Pak Mulyadi, Fungsi Konsuler dan Protokoler.

Dalam kunjungan singkat itu dengan dibantu oleh jaringan Dompet Dhuafa di Korea yang kemudian diamanahkan menjadi Boarder Dompet Dhuafa Korea, alhamdulillah Pengjar Dompet Dhuafa berhasil mengupdate legal formal, sekretariat, rekening lembaga, stempel lembaga, dan berbagai kebutuhan manajerial Dompet Dhuafa lainnya.

Pengjar Dompet Dhuafa mempercayakan Board Dompet Dhuafa Korea kepada Bapak Yoon Sung Won (WNI yang sudah menjadi Warga Korea) selaku BOD, yang beranggotakan Ibu Riema Lee (Suami warga Korea), Ustadz Irsyad (Tokoh TKI di Korea), Setiawan (Istri warga Korea) dan Bambang Suherman (Direktur Program Dompet Dhuafa), serta mengusulkan Ustadz Samsul Arifin (WNI yang menjadi staf Korean Muslim Federation) sebagai Country Director kepada direksi dan pengurus yayasan.

Kedatangan GM Pengjar Dompet Dhuafa bersama Dai Ambassador Cordofa di Korea sedang berlangsung musim dingin dan temperatur cuaca di luar ruangan sampai minus 8 derajat dan diselingi salju. Meskipun sangat dingin, tidak menyurutkan semangat WNI di Korea untuk tetap bekerja dan memakmurkan masjid-masjid yang mereka kelola. Di sela-sela kunjungan ini Ustadz Alnof Dinar aktif menyampaikan kajian dan taushiyah sebelum Shalat Subuh pada hari kerja, khutbah jumat, dan kajian pada setiap setelah shalat fardhu berjamaah pada hari Sabtu dan Ahad.

Bagikan tulisan ini ke media sosialmu